
Perbatasan
laut barat – pada 2010 insiden penembakan oleh Korut menewaskan 4
orang. 2 warga sipil
dan 2 anggota Marinir Korsel. Image AP
01 April 2014
SEOUL
– Militer Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) saling
melepaskan tembakan di dekat perbatasan kedua negara, Senin (31/3)
kemarin. Insiden ini diprovokasi oleh latihan perang Korut.
Korut
sebelumnya telah menyatakan niat untuk menggelar latihan militer
sebagai balasan atas kecaman PBB terkait peluncuran rudalnya. Latihan
juga dilakukan sebagai tandingan atas latihan militer gabungan yang
digelar pasukan Amerika Serikat (AS) di Korsel.
Tak
hanya itu, latihan militer juga ditujukan sebagai balasan atas perilaku
”mirip gangster” Korsel yang telah ”menculik” salah satu kapal
nelayannya pada akhir pekan lalu. Seoul menyatakan pihaknya telah
mengembalikan kapal tersebut.
Para
pejabat Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan, lebih dari 100 dari
500 artileri yang ditembakkan Korut mendarat di perairan Korsel di dekat
pulau Baengnyeong. Serangan ini dibalas dengan lebih dari 300 tembakan
ke arah Korut. Seoul juga menurunkan jet tempur F-15 ke perbatasan
tersebut.
”Beberapa peluru Korut
jatuh di wilayah kami dan pihak kami langsung membalasnya,” kata juru
bicara Staf Gabungan Militer Korsel seperti diberitakan Channel News
Asia, kemarin.
Juru bicara
Kementerian Pertahanan Korea Selatan Kim Min-seok menyatakan, pihaknya
meyakini Korut sengaja melakukan provokasi untuk menguji keandalan
militer Korsel dalam mempertahankan Garis Batas Utara dan untuk
meningkatkan posisi tawar Pyongyang.
Garis
Batas Utara merupakan perbatasan kedua negara yang dibuat pada akhir
Perang Korea 1950-1953. Namun Korut tidak mengakuinya. Perbatasan Laut
Kuning itu kerap menjadi lokasi bentrokan kedua negara. Pada November
2010, Korut membombardir pulau Yeonpyeong di Korsel dan menewaskan
empat orang. Serangan ini dibalas oleh Korsel.
Evakuasi Warga
Pada
tahun yang sama, sebuah kapal Angkatan Laut Korsel tenggelam di kawasan
tersebut. Komisi internasional menyatakan kapal itu tenggelam akibat
ditorpedo Korut, namun Pyongyang menyangkalnya.
Akibat baku tembak kemarin, warga di pulau Baengnyeong dievakuasi.
”Kami
mendesak seluruh warga untuk evakuasi ke tempat perlindungan sekarang,
dan beberapa orang telah lebih dulu melakukannya,” kata pejabat kota.
Korut
tidak kali ini saja menggelar latihan peluru tajam untuk memprovokasi
Korsel. Namun baru kali ini dalam sejarah Korut memberitahukan bahwa
mereka ingin melakukan latihan. Pemberitahuan disampaikan Pyongyang
melalui faks pada Senin pagi. Isinya, Korut mewanti-wanti kapal Korsel
agar tidak mendekati perbatasan laut mereka karena akan digelar latihan.
”Kami
menganggap pemberitahuan itu sebagai ancaman dan kami telah
mengaktifkan operasi manajemen krisis jika terjadi provokasi. Kami
tekankan bahwa kami siap untuk situasi seperti ini,” kata Wee Yong Sub,
juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel.
Tiongkok,
kemarin, menyatakan prihatin dengan baku tembak yang terjadi di
perbatasan dua Korea. Negara yang menjadi tuan rumah beberapa putaran
pembicaraan multilateral untuk mengakhiri program senjata nuklir Korut
itu, mengimbau kedua pihak agar menahan diri.
”Saat
ini suhu di Semenanjung Korea meningkat dan ini mengkhawatirkan kami,”
kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei di Beijing. Dia
menambahkan, Tingkok juga prihatin dengan ancaman Korut untuk melakukan
tes nuklir.
Korut tahun lalu
mengancam akan melancarkan serangan nuklir terhadap Korsel dan Amerika
setelah PBB memperketat sanksi terhadap negara itu gara-gara melakukan
uji coba nuklir yang ketiga. (rtr-mn-66) – (suaramerdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar